The Autopsy of Jane Doe (2016)—gua masih ingat banget pengalaman pertama nonton film ini. Waktu itu, gua nontonnya di saluran Star Movies yang kemudian berubah nama jadi Fox Movies, setelah diambil alih oleh Disney. Itu momen yang cukup berkesan karena film ini bener-bener berhasil ninggalin rasa takut yang cukup nempel di otak. Dan sekarang, film ini baru masuk di Netflix. Gua pun mutusin buat nonton ulang deh.
The Autopsy of Jane Doe jadi salah satu film horor favorit gua sepanjang masa. Padahal, premisnya sederhana banget: autopsi seorang perempuan tak dikenal yang jasadnya ditemukan di sebuah TKP pembunuhan. Tapi yang bikin gua tertarik adalah gimana film ini bisa ngangkat elemen horor dari hal-hal yang sederhana. Buat yang belum nonton, film ini mengisahkan tentang Tommy, seorang ahli forensik yang udah lama kerja di rumah autopsi keluarga. Bareng sama anaknya, Austin, mereka mulai melakukan autopsi jasad wanita misterius yang ternyata bawa banyak banget misteri dan teror.
Sejak dimulainya proses autopsi, mereka berdua mulai ngalamin hal-hal aneh yang sulit dijelaskan. Jasad wanita ini kelihatannya normal di luar, tapi waktu Tommy dan Austin mulai bedah tubuhnya, banyak banget anomali yang bikin mereka bingung. Ini tuh semacam campuran antara horor supernatural sama misteri yang bikin penasaran banget. Gua inget, awal-awal film masih terasa kayak thriller biasa, tapi lama-lama ketegangannya naik terus sampai bikin jantung deg-degan.
Satu hal yang gua suka dari film ini adalah gimana sutradaranya, André Øvredal, pinter banget memanfaatkan ruangan sempit dan claustrophobic dari kamar mayat buat ngangkat rasa takut. Film ini sebagian besar cuma berlatar di satu ruangan, tapi atmosfer yang dibangun—dengan pencahayaan yang remang-remang, suara-suara kecil yang misterius, dan kejadian-kejadian aneh yang pelan-pelan muncul—bikin suasana jadi mencekam. Gua bener-bener kebawa suasananya, sampai kadang gua juga ikut merasa kayak terjebak di situasi Tommy dan Austin.
Tapi ya, meskipun film ini punya atmosfer yang seru, gua ngerasa di bagian endingnya agak kecepetan. Kayak, gua udah dibikin tegang setengah mati sepanjang film, tapi di ujungnya semuanya diungkap dengan cepat, tanpa ada build-up yang cukup kuat. Petunjuk-petunjuk yang dikasih sepanjang film langsung diungkap begitu aja, dan rasanya sedikit kurang memuaskan. Padahal gua pengen misterinya lebih diperpanjang sedikit, atau setidaknya ada twist yang lebih mind-blowing.
Meski begitu, gua tetap suka gimana The Autopsy of Jane Doe berhasil bikin horor yang beda dari biasanya. Ini bukan horor penuh jumpscare atau monster, tapi lebih ke horor psikologis yang bikin penonton mikir. Film ini bikin gua sadar bahwa sesuatu yang kelihatannya simpel, kayak autopsi jenazah, bisa diubah jadi sumber ketakutan yang luar biasa kalau ditangani dengan cara yang tepat.
Satu momen yang bikin gua merinding total adalah waktu Tommy akhirnya nyadar bahwa ada sesuatu yang lebih gelap dan jahat di balik tubuh wanita itu. Kegelisahan dan ketakutannya kerasa banget di ekspresinya, dan gua bisa ngerasain kengerian yang sama. Rasanya kayak lo dipaksa buat percaya sama sesuatu yang lo nggak pengen percaya—dan itu yang bikin horor film ini terasa nyata.
Oh ya, satu hal lagi yang menurut gua kurang dari film ini adalah motivasi antagonisnya yang kayak terlalu "mudah". Gua ngerti kalau film ini mungkin pengen fokus ke atmosfer dan misterinya, tapi kalo motivasi dari teror supernaturalnya sedikit lebih kompleks, mungkin gua bakal lebih puas lagi. Misalnya, ada lebih banyak latar belakang tentang si Jane Doe, tentang apa yang sebenarnya terjadi sama dia, kenapa dia bisa jadi seperti itu. Tapi ya, ini mungkin soal selera aja sih. Jadi, rating yang bisa gua berikan itu:
Terlepas dari itu semua, gua rasa The Autopsy of Jane Doe tetap jadi salah satu film horor yang layak banget buat ditonton. Buat kalian yang mungkin belum nonton, gua sangat merekomendasikan. Gua yakin kalian bakal dapat pengalaman horor yang unik dan beda dari kebanyakan film horor mainstream yang sekarang banyak beredar. Jangan lupa siapkan mental, karena walaupun film ini nggak penuh jumpscare, suasananya bakal bikin lo tegang terus dari awal sampai akhir. Oh iya, ada rekomendasi film lokal nih: Review Film Siksa Kubur (2024) - Salah Satu Film Horor Indonesia Terbaik Tahun Ini