Review Film Smile (2022) - Awalnya Menarik Akhirnya Kecewa

Review film Smile (2022) - Mengungkap misteri kematian dengan senyuman.
Review Film Smile (2022) - Awalnya Menarik Akhirnya Kecewa

Senyum... Cheers! Yuk, kita bahas Smile (2022). Walaupun film ini sudah rilis agak lama, akhirnya masuk bioskop Indonesia setelah cukup menunggu, dan belakangan juga hadir di Netflix. Awalnya gua pikir nggak bakal bisa nonton karena lama nggak muncul di layanan streaming mana pun. Untunglah, Netflix turun tangan.

Nah, Smile ini bercerita tentang serangkaian kematian misterius. Polanya aneh—orang yang menyaksikan seseorang bunuh diri dengan senyum ganjil akan mengalami hal serupa. Teror ini terus berulang, dan akhirnya sampai ke karakter utama kita, Rose. Rose adalah terapis sekaligus psikolog di rumah sakit jiwa. Suatu hari, dia menangani pasien yang saksi dari peristiwa bunuh diri sebelumnya. Dalam sesi wawancara, pasien ini mengaku melihat sosok mengerikan yang selalu tersenyum. Tanpa disangka, pasien tersebut tiba-tiba tersenyum, mendadak sunyi, dan mengiris lehernya dengan pecahan keramik tepat di depan Rose.

Kejadian itu bikin Rose trauma. Dia mulai mengalami gejala serupa seperti mendengar suara-suara, melihat hal-hal ganjil, dan hidup dalam ketakutan. Perlahan, Rose sadar bahwa apa yang ia alami juga terjadi pada orang lain. Ia pun berusaha mencari cara agar bisa selamat dari nasib tragis yang seolah sudah menunggunya.

Menurut gua, ide cerita Smile itu menarik. Gua langsung teringat sama film Us (2019), karena keduanya sama-sama punya elemen misterius yang bikin penonton ragu—ini semua kejadian supranatural atau cuma gangguan mental karakternya? Bedanya, Us mampu menjaga intensitas cerita sampai akhir, sedangkan Smile justru terasa menurun di babak ketiga. Di saat seharusnya klimaks, cerita jadi terasa terlalu biasa dan kurang menggigit.

Meski begitu, film ini tetap enjoyable. Dengan durasi hampir dua jam, sutradara berhasil menjaga penonton tetap terpaku, meskipun alur ceritanya cenderung lambat. Teknik penyutradaraannya juga cukup beragam—kadang kamera fokus sangat dekat pada wajah karakter, kadang dari sudut atas, atau ditampilkan dalam sudut lebar. Variasi ini bikin visualnya menarik dan nggak bikin bosan. Gua suka gimana hal-hal ganjil diselipkan pelan-pelan tanpa terasa berlebihan, sehingga atmosfer tegang bisa terbangun dengan baik. Rating ya:

6.5
Senyuman merekah

Gua berharap sekuelnya bakal lebih bagus. Tahun 2024 ini, kabarnya film kedua akan rilis dalam waktu dekat. Kayaknya sih ceritanya masih mirip—teror yang sama, tapi dengan karakter dan latar baru. Semoga aja kali ini akhir ceritanya lebih memuaskan dan nggak klise seperti film pertamanya. Kalian siap buat senyum lagi? Atau sambil nunggu, liat film lain: Review Film Do You See What I See (2024) - Pendalaman Cerita Yang Lebih Dari Podcastnya

About the author

Rohk's
Suka baca, nonton, dan kepo banyak hal.

Posting Komentar