Review Film Arcadian (2024) - Keseruan Melawan Monster Dan Menjadi Seorang Ayah

Review film Arcadian (2024) - Perjuangan Paul melindungi anaknya dari kiamat dan serangan monster.
Review Film Arcadian (2024) - Keseruan Melawan Monster Dan Menjadi Soerang Ayah

Jadi, beberapa waktu lalu gua nonton Longlegs (2024) dan wow, Om Nicolas Cage berperan jadi antagonis di sana—kriminalitas bercampur supernatural. Tapi nggak berhenti di situ, karena Om Cage juga muncul di film Arcadian (2024) dengan peran yang total beda. Kali ini dia main sebagai protagonis di genre sci-fi campur aksi, lengkap dengan monster-monster menyeramkan. Tentu aja gua penasaran dan akhirnya nonton Arcadian. Dan begini kesan gua.

Film ini berlatar di dunia yang sudah mengalami kiamat karena invasi makhluk aneh. Nggak cuma menyerang manusia, monster-monster ini berkembang biak menggunakan tubuh manusia sebagai inang. Nah, di tengah kekacauan itu, karakter utama kita, Paul (Om Cage), berjuang mati-matian buat selamat bersama dua anak bayinya, Joseph dan Thomas. Dari sinilah perjalanan mereka dimulai.

Paul bukan cuma harus selamat dari serangan monster, tapi juga membangun kehidupan baru. Bersama anak-anaknya yang makin dewasa, mereka mencoba bertahan hidup dengan berkebun dan membuat tempat perlindungan. Yang bikin tegang adalah aturan ketat mereka: sebelum senja tiba, mereka harus masuk ke rumah dan mengunci diri. Monster-monster ini cuma berburu di malam hari—mereka seperti gabungan werewolf dan vampir. Jadi, ketika salah satu anak Paul nggak pulang tepat waktu, Paul langsung terjun ke malam yang penuh bahaya, membuktikan betapa kuatnya naluri orang tua saat anaknya dalam bahaya.

Desain monster di film ini menurut gua keren abis. Bayangin serigala atau anjing berbulu lebat tapi punya kepala kayak buaya—moncongnya bisa buka-tutup dengan cepat, mirip gergaji tajam! Detail kayak gini ngebantu banget buat ngebedain film ini dari film sci-fi lain. Meski konsep monster malam dan takut cahaya udah sering dipakai, eksekusinya terasa segar. Film ini mengingatkan gua dengan film Maze Runner.

Tapi ada hal yang bikin gua agak terganggu. Secara emosional, film ini berhasil banget—melihat Paul bertahan untuk anak-anaknya bikin gua respect. Naluri seorang ayah yang rela ngelakuin apapun demi anaknya tuh terasa banget di sini. Tapi sayangnya, momen-momen emosional ini kadang jadi agak rusak karena film terlalu fokus bikin Paul keliatan keren. Alih-alih memperdalam drama keluarga, ada beberapa adegan yang kayak lebih mementingkan style ketimbang substansi.

Hubungan antara Joseph dan Thomas juga sebenarnya punya potensi, tapi kurang digali dengan baik. Mereka malah disibukkan dengan subplot kisah cinta remaja yang agak klise. Thomas jatuh cinta sama cewek yang dia temuin di peternakan, tapi sayangnya subplot ini malah bikin dinamika antar saudara terasa lemah. Padahal gua berharap lebih banyak interaksi mendalam antara dua bersaudara ini.

7.0
Inovasi mobil rongsok keren dan seru

Arcadian adalah tontonan yang seru dan nggak biasa. Film ini menawarkan kombinasi aksi dan sci-fi dengan bumbu emosional tentang keluarga. Jarang-jarang ada film monster berlatar dunia kiamat yang fokus sama hubungan orang tua dan anak. Meskipun beberapa elemen terasa nggak maksimal, ini tetap jadi pengalaman menarik buat gua. Kalau kalian rasa film ini kurang menarik, coba ini: Review Film The Equalizer (2014) - Puas Nonton Ini, Seru Aksinya

About the author

Rohk's
Suka baca, nonton, dan kepo banyak hal.

Posting Komentar