Review Film Deadpool & Wolverine (2024) - Menarik Tapi Formula Lama Yang Gitu Aja

Review film Deadpool & Wolverine (2024) - Pembunuh beralasan kebaikan yang ingin menyelamatkan semesta bersama manusia serigala.
Review Film Deadpool & Wolverine (2024) - Menarik Tapi Formula Lama Yang Gitu Aja

Deadpool & Wolverine (2024) jelas bikin gua tersenyum puas. Setelah beberapa film Marvel yang belakangan kayak kurang greget, akhirnya mereka bisa ngasih tontonan yang seru lagi. Film ini seolah jadi penyelamat yang berhasil narik penonton balik ke bioskop. Tapi, kalau kalian tanya apakah film ini “bagus banget”? Hmm, gua punya sedikit catatan, nih.

Seperti yang bisa kalian tebak, fokus utama masih di Deadpool. Gaya khasnya dengan humor nyeleneh, dialog meta yang sering banget ngeledek Marvel sendiri, dan, tentu aja, adegan aksi brutal yang bikin ngakak di tengah-tengah kekacauan. Ceritanya mulai setelah Deadpool main-main sama perjalanan waktu buat ngebenerin hidup orang-orang terdekatnya, terutama Vanessa. Tapi ya, kayak biasa... begitu lo utak-atik waktu, semesta langsung kacau. Bener aja, TVA (Time Variance Authority) muncul buat beresin situasi. Dan kunci buat ngembaliin keseimbangan ternyata adalah Wolverine—alias Logan—yang udah mati di semestanya. Jadi? Deadpool mutusin buat “menculik” Wolverine dari realitas lain biar bisa ngebantu dia.

Oke, gua akui film ini seru banget. Tapi jujur aja, polanya persis kayak film Deadpool pertama: cerita dimulai dari peristiwa besar, lalu balik ke masa lalu buat ngisi celah-celah narasi, dan akhirnya maju terus sampai klimaks. Itu bikin gua sedikit kecewa. Bukannya nggak suka, tapi gua berharap mereka ngasih sesuatu yang bener-bener baru. Sesuatu yang fresh. Sayang aja rasanya, dengan konsep multiverse dan perjalanan waktu yang bebas, mereka nggak ngasih gebrakan besar di struktur cerita.

Nah, ngomong-ngomong soal multiverse, ini jadi alasan kenapa semua hal gila di film ini bisa terjadi. Ada banyak kameo dari berbagai karakter Marvel, bahkan varian Deadpool sendiri. Gua suka momen-momen kameo ini, tapi kalau ditanya apakah ini akan jadi sesuatu yang membekas lama di ingatan gua? Ya, mungkin nggak. Rasanya kayak pesta pora sebentar yang seru di momen itu, tapi abis film selesai, euforia-nya cepet nguap.

Tapi tenang aja, buat kalian yang suka Deadpool, ini jelas worth it banget. Chemistry antara Ryan Reynolds dan Hugh Jackman juga gokil abis. Deadpool dan Wolverine bener-bener tampil kayak duo kocak yang nggak mungkin lo temuin di film superhero lain. Mereka sering ribut, saling ejek, tapi tetep bareng-bareng ngadepin kekacauan. Itu jadi salah satu kekuatan film ini—humornya kena, aksinya intens, dan ada feel nostalgia yang bikin fans Marvel seneng.

7.0
Kostum ketat nggak bermanfaat

Tapi ya, kalau ditanya apakah ini bakal jadi titik balik besar buat MCU? Nggak yakin juga. Film ini lebih kayak ajang fan service daripada langkah besar untuk narasi semesta Marvel ke depan. Seru banget buat dinikmati. Mending nonton horor ini: Review Film Woman of the Hour (2023) - Merasakan Ketakutan Korban Pembunuhan

About the author

Rohk's
Suka baca, nonton, dan kepo banyak hal.

Posting Komentar