Review Film Kereta Berdarah (2024) - Kisah Rel Kereta Bikin Kecewa

Review film Kereta Berdarah (2024) - Berwisata dengan kereta, menikmati pemandangan alam, dan bertemu kematian.
Review Film Kereta Berdarah (2024) - Kisah Rel Kereta Bikin Kecewa

Malam minggu kemaren, gua akhirnya milih buat nonton film horor Kereta Berdarah (2024) garapan Rizal Mantovani. Awalnya tertarik karena ide ceritanya bikin gua ingat sama Train to Busan (2016)—kereta dan horor memang kombinasi yang seru, kan? Tapi, pas nonton, ternyata ekspektasi gua nggak sepenuhnya terpenuhi.

Ceritanya fokus ke dua kakak-beradik, Kembang dan Purnama, yang ikut perjalanan kereta wisata sebagai bentuk syukur atas kesehatan Purnama yang membaik setelah sakit parah. Kereta ini baru diresmikan sama bupati dan dibangun dengan menembus hutan serta bukit berbatu, meski udah diperingati tetua adat agar nggak merusak alam. Masalah mulai muncul ketika para pekerja proyek hilang misterius, tapi protes warga diabaikan, dan kereta tetap berangkat.

Semua awalnya berjalan lancar, tapi pas kereta masuk terowongan, salah satu gerbong tiba-tiba hilang. Mulai deh terasa ada yang nggak beres. Tiap kali kereta melewati terowongan, selalu ada gerbong yang lenyap sampai akhirnya semua penumpang terjebak dalam situasi mencekam. Sayangnya, alur cerita malah berulang terus. Jumlah terowongan dan gerbong yang sama bikin plot jadi terlalu ketebak. Terlalu dibuat-buat dan jadi kehilangan efek kejutan. Ending-nya juga nggak memberikan penutup yang memuaskan karena nggak ada perkembangan cerita yang berarti.

Dari segi visual, efek praktikal yang dipakai lumayan keren dan enak dilihat. Tapi, CGI-nya mengecewakan—terlihat murah dan nggak nyatu dengan adegan. Selain itu, ada ketidaksesuaian properti. Contohnya, beberapa alat yang dipakai terlihat terlalu modern sementara keretanya justru terasa jadul, jadi agak jomplang dan bikin nggak konsisten sama latar waktu cerita.

Soal akting, ini juga campur aduk. Ada pemain yang tampil bagus banget, tapi ada juga yang datar dan nggak kena emosinya. Perbedaan kualitas aktingnya terlalu mencolok. Ditambah lagi, penokohan dan latar belakang karakter terasa dangkal, bikin penonton kurang bisa terhubung dengan mereka. Ratingnya oke aja:

5.0
Tas berisi uang yang terbuang

Kereta Berdarah punya ide cerita yang menarik, tapi sayang eksekusinya nanggung. Ada potensi besar yang nggak dimaksimalkan, terutama di plot dan karakter. Gua berharap bisa dapat cerita yang lebih rapi dan mendalam. Film ini masih menghibur, tapi bukan sesuatu yang bakal gua tonton dua kali. Gua ada rekomendasi nih: Review Film Twisters (2024) - Tornado Kembali Dengan Sentuhan Dalam Ke Hati

About the author

Rohk's
Suka baca, nonton, dan kepo banyak hal.

Posting Komentar