Jadi gini, gua lagi mood banget buat nonton film aksi dan akhirnya mutusin buat nonton The Equalizer (2014). Awalnya gua kira ini masih ada kaitannya sama serial lawas The Equalizer yang pernah gua denger—tapi ternyata nggak. Bedanya, karakter utama di film ini adalah Bob, sosok pria paruh baya yang (katanya) udah pensiun dari dunia gelap. Menariknya, film ini menyajikan karakter anti-hero yang low profile tapi bener-bener “mematikan.” Seru banget!
Bob McCall hidup damai, tenang, dan tampak kayak pria biasa—tipe-tipe orang yang bakal kalian temuin baca buku sendirian di pojok café. Tapi di balik ketenangan itu, Bob adalah mantan agen rahasia yang udah lama meninggalkan masa lalunya. Semua tampak terkendali sampai dia berkenalan dengan Teri, cewek muda yang sering nongkrong di restoran yang sama dengan Bob. Mereka ngobrol santai dan mulai akrab, sampai suatu hari Teri diganggu dan dipukuli oleh gengster Rusia karena nggak nurut sama permintaan mereka.
Di titik ini, gua langsung tahu kalau film ini bakal pecah. Dan benar aja—Bob, yang udah lama hidup dalam ketenangan, akhirnya memutuskan buat “keluar dari pensiun.” Dia nggak bisa tinggal diam setelah ngeliat Teri diperlakukan nggak manusiawi. Mulai dari sini, kita diajak ngikutin aksi brutal Bob dalam melawan para gengster Rusia, dan ini bener-bener satisfying.
Salah satu hal yang bikin gua suka sama The Equalizer adalah bagaimana film ini menampilkan aksi Bob. Dia nggak sembarangan main hantam, tapi punya teknik dan ketelitian kayak seorang profesional sejati. Kalian akan ngeliat Bob memanfaatkan apa pun di sekitarnya—mulai dari gelas, alat perkakas, sampai barang-barang yang ada di toko. Keren banget, sih, cara dia menghajar lawannya dengan gaya yang rapi tapi sadis. Nggak ada kata ampun buat para gengster yang udah ngacak-ngacak hidup orang lain.
Meskipun adegan aksinya brutal dan berdarah-darah, gua ngerasa setiap tindakan Bob bisa dimaklumi. Relasinya dengan Teri dibangun dengan cukup emosional, jadi setiap pukulan dan tembakan yang Bob keluarkan terasa punya makna. Ini bukan sekadar aksi buat cari sensasi, tapi lebih ke bentuk pembalasan atas ketidakadilan yang terjadi. Film ini paham betul gimana caranya bikin penonton peduli sama karakternya.
Dengan durasi sekitar dua jam, gua sama sekali nggak ngerasa film ini membosankan. Setiap adegan punya pacing yang pas—nggak terlalu lambat, tapi juga nggak keburu-buru. Transisi dari momen tenang ke adegan aksi dibuat halus, bikin gua sebagai penonton betah dan terus penasaran sama kelanjutan ceritanya. Visualnya pun ditata dengan apik; pencahayaan gelap dan tone warna film ini ngasih kesan misterius dan menegangkan.
Buat gua pribadi, The Equalizer sukses ngasih pengalaman nonton yang memuaskan. Selain adegan aksinya yang keren, film ini juga punya cerita yang emosional, meski nggak terlalu berat. Cocok banget buat kalian yang cari hiburan aksi berkualitas tapi tetap pengen ada sedikit kedalaman cerita. Jadi, jangan ragu buat nonton film ini. Siapin popcorn, duduk santai, dan nikmatin aksi Bob McCall yang nggak akan kalian lupakan. Atau kalian bisa nonton film aksi lain: Review Film Code 8: Part 2 (2024) - Masih Seru Tapi Tak Terlalu Emosional