Review Film Siksa Kubur (2024) - Salah Satu Film Horor Indonesia Terbaik Tahun Ini

Review film Siksa Kubur (2024) - Saat manusia menghadapi rasa penyesalan dengan mempertanyakan kehidupan setelah kematian.
Review Film Siksa Kubur (2024) - Salah Satu Film Horor Indonesia Terbaik Tahun Ini

Gua setuju banget kalau malam-malam memang paling pas buat nonton horor. Nah, kalau kalian belum nonton Siksa Kubur (2024), ini adalah film terbaru dari Joko Anwar, yang udah terkenal sebagai salah satu sutradara terbaik di Indonesia dalam genre horor. Dari judulnya aja, gua langsung mikir ini pasti film yang bakal banyak unsur religinya, tentang kehidupan setelah kematian, siksa kubur, dan penebusan dosa. Tapi ternyata, film ini menawarkan sesuatu yang lebih dari sekadar tema religi.

Siksa Kubur bercerita tentang Sita, seorang gadis muda yang hidupnya hancur setelah tragedi mengerikan yang merenggut nyawa kedua orang tuanya. Mereka jadi korban bom bunuh diri. Tapi ada twist nih. Pelaku pengeboman itu meninggalkan rekaman yang berisi suara siksa kubur, dan ini yang menjadi alasan dia melakukan bom bunuh diri. Pelaku takut siksa kubur dan memilih tindakan ekstrem untuk menghindarinya. Dari situ, Sita gak bisa menerima alasan itu. Dia bertekad buat membuktikan bahwa tragedi itu bukan soal gaib atau siksa kubur, tapi lebih karena doktrin agama yang bikin logika manusia rusak.

Yang bikin film ini menarik buat gua adalah gimana dialog-dialognya selalu berhasil mempertanyakan keyakinan. Film ini bukan sekadar horor supernatural, tapi juga memaksa kita untuk berpikir tentang ajaran agama dan eksistensi kekuatan gaib. Ini sih emang khasnya Joko Anwar. Dia selalu bisa bikin film yang bukan cuma serem, tapi juga bikin kita berpikir, bahkan setelah filmnya selesai.

Nah, ngomongin soal horornya, tentu aja film ini gak luput dari adegan-adegan ganjil dan gaib yang susah dijelaskan secara logis. Salah satu adegan yang sukses bikin gua merinding adalah saat Sita diteror oleh sesosok makhluk misterius di laundry room. Sumpah, adegan itu sukses bikin gua kaget banget! Dan yang gua suka dari film ini adalah dia gak terlalu mengandalkan jumpscare murahan. Sebaliknya, horornya dibangun lewat suasana mencekam yang perlahan-lahan bikin kita gak nyaman. Ada semacam ketakutan yang tumbuh dari rasa gak tahu apa yang terjadi, ketakutan akan hal yang tak terlihat. Ini adalah ketakutan yang paling mendasar buat manusia, ketakutan akan yang tak diketahui dan terasing.

Secara keseluruhan, gua ngerasa plot film ini sebenarnya cukup sederhana. Pada intinya, ini adalah kisah tentang Sita yang berusaha menjalani hidup setelah tragedi besar yang menghancurkan keluarganya. Film ini lebih banyak membahas soal bagaimana Sita menghadapi rasa bersalah dan trauma yang terus menghantuinya. Cara dia mencari jawaban, berusaha menemukan kebenaran di balik semua tragedi yang menimpanya, membuat kita ikut merasakan beban emosional yang dia tanggung.

Tapi yang seru dari film-film Joko Anwar, termasuk Siksa Kubur, adalah teori-teori yang muncul setelah nonton. Gua nemuin beberapa teori yang bisa aja cocok dengan kejadian di film ini. Mungkin kalian juga punya teori sendiri. Tapi, ini tiga teori yang menurut gua menarik:

  1. Sita dan Adil meninggal di terowongan karena kehabisan oksigen saat mereka kabur dari panti asuhan. Jadi, semua kejadian setelah itu sebenarnya adalah siksa kubur mereka.
  2. Sita meninggal saat percobaan, sementara Adil digigit ular ketika menjaga Sita yang sedang melakukan percobaannya. Jadi, semua yang terjadi setelah itu adalah siksa kubur mereka.
  3. Sita, Adil, dan orang tuanya sebenarnya meninggal saat bom bunuh diri, dan semua kejadian setelahnya adalah bagian dari siksa kubur mereka.

Dari ketiga teori ini, gua pribadi lebih percaya sama teori yang kedua. Tapi, gua juga gak menutup kemungkinan kalau teori pertama atau ketiga bisa aja benar. Film ini emang bikin penonton berpikir dan berteori setelah nonton, yang menurut gua adalah salah satu kekuatan terbesar dari karya Joko Anwar.

Terakhir, yang bikin gua paling suka dari film ini adalah sound design-nya. Cara teror dan suasana mencekam dibangun lewat suara, dan itu benar-benar bikin kita merasa gak nyaman. Ditambah lagi, pemilihan warna dalam film ini juga bikin suasana jadi tambah gelap dan misterius. Tapi kalau ada yang gua rasa kurang, itu mungkin di visual efek. Buat ukuran film Joko Anwar, gua ngarep visual efeknya bisa lebih halus dan realistis. Rating gua untuk Siksa Kubur (2024):

8.0
Roti yang "fresh" di tengah gempuran waralaba arus utama

So, buat kalian yang suka film horor yang bukan cuma serem tapi juga bikin mikir, Siksa Kubur (2024) adalah pilihan yang tepat. Film ini bakal ninggalin kesan yang mendalam, bukan cuma dari sisi horornya, tapi juga dari pesan-pesan yang disampaikan lewat dialog dan cerita. Atau ada rekomendasi film lain nih: Review Film The Day AFter Tomorrow (2004) - 2 Dekade Berlalu dan Masih Seru

About the author

Rohk's
Suka baca, nonton, dan kepo banyak hal.

Posting Komentar