Review Film The Day After Tomorrow (2004) - 2 Dekade Berlalu dan Masih Seru

Review film The Day AFter Tomorrow (2004) - Perjuangan ayah yang ingin menjeput anaknya di tengah dunia yang membinasakan manusia.
Review Film The Day AFter Tomorrow (2004) - 2 Dekade Berlalu dan Masih Seru

Gua gak bisa bohong, meski udah 20 tahun berlalu sejak tayangnya The Day After Tomorrow (2004), film ini masih punya tempat spesial di hati gua. Kadang gua juga gak ngerti kenapa gua bisa betah nonton ulang film ini. Ada sesuatu yang bikin gua selalu balik ke film bertema bencana seperti ini, apalagi kalau lagi bingung mau nonton apa. Kayak, dari sekian banyak film yang tersedia, The Day After Tomorrow selalu terasa kayak pilihan yang aman dan menyenangkan.

The Day After Tomorrow pertama kali gua tonton waktu gua masih SD. Serius, udah lama banget! Kalo gua gak salah ingat, gua nontonnya di Global TV. Waktu itu nontonnya di TV, bukan di bioskop. Dan dari situ, entah kenapa, tiap beberapa tahun sekali, gua selalu nonton ulang film ini. Buat gua, film ini gak lekang oleh waktu. Bukan cuma karena kenangan masa kecil, tapi juga karena film ini punya tema yang selalu relevan: bencana akibat ulah manusia terhadap lingkungan. Dan kalo kalian belum pernah nonton film ini, here's a quick recap.

Ceritanya cukup sederhana sebenarnya, tapi konsepnya kuat. Film ini ngangkat kisah tentang krisis iklim di era modern, di mana para ilmuwan mulai khawatir dengan kondisi Bumi yang semakin memanas karena polusi dan pemanasan global. Salah satu karakter utamanya, Jack Hall yang diperankan oleh Dennis Quaid, mencoba memperingatkan para pemimpin dunia soal potensi bencana yang bakal terjadi. Tapi seperti yang bisa kalian tebak, para pemimpin itu gak percaya. Dan yang terjadi selanjutnya? Boom! Prediksi tersebut menjadi kenyataan, dan Bumi tiba-tiba menghadapi serangkaian bencana alam dahsyat yang bikin umat manusia berada di ujung kepunahan.

Sebagai seorang ayah, Jack Hall rela melakukan apa pun untuk menyelamatkan anaknya, Sam, yang terjebak di New York di tengah kekacauan yang terjadi. Perjuangan Jack untuk menemukan Sam ini jadi inti ceritanya, dan jujur aja, meskipun plotnya cukup straightforward, ada ketegangan dan emosi yang bikin kita terikat sama perjalanan mereka.

Buat gua, salah satu hal yang bikin The Day After Tomorrow awet di hati banyak orang adalah visualnya yang luar biasa. Bahkan sampai sekarang, CGI yang dipakai dalam film ini masih terasa mulus. Padahal, ini film tahun 2004, tapi kalau kalian nonton sekarang, efek-efeknya masih kelihatan nyata. Gak terasa jadul sama sekali! Adegan-adegan kayak tsunami besar yang menghantam kota, atau badai salju ekstrem yang menyelimuti seluruh wilayah, bikin kita merinding, seolah-olah kita beneran lagi nonton bencana besar di depan mata kita sendiri. Ini salah satu alasan gua masih sering balik ke film ini, karena meskipun gua udah tau jalan ceritanya, efek visualnya selalu bikin gua kagum.

Pesan lingkungan yang disampaikan film ini juga kuat. Film ini jelas nunjukin gimana keserakahan manusia bisa berakibat fatal buat Bumi. Meskipun waktu itu tema tentang perubahan iklim belum seheboh sekarang, The Day After Tomorrow udah jadi semacam peringatan tentang apa yang mungkin bakal terjadi kalau kita gak serius menjaga kelestarian lingkungan. Dan ini lah yang bikin film ini tetap relevan meskipun udah lewat dua dekade.

Tapi ya, gua gak bisa bilang film ini sempurna juga. Ada beberapa bagian yang bikin gua kesel, terutama soal pacarnya Sam. Jadi ada satu adegan di mana pacarnya Sam terluka. Bukannya langsung ngelapor atau minta bantuan, dia malah diem aja. Sumpah, gua heran banget. Gimana sih? Udah jelas terluka, tapi gak ada inisiatif buat ngasih tau siapa pun. Dan yang lebih aneh lagi, ada temennya yang tahu dia terluka, tapi dia juga diem aja. Aneh banget kan? Kayak, gua ngerti mereka lagi di tengah bencana dan mungkin lagi panik, tapi ya masa gak ada yang sadar kalo ada orang terluka dan perlu pengobatan segera? Rating gua untuk film ini:

8.5
Percayalah, buku itu berguna, bahkan "buku bisa menyelamatkan nyawamu".

Meskipun ada beberapa kekurangan kayak gitu, overall film ini tetap enak buat ditonton. The Day After Tomorrow berhasil jadi film disaster yang bukan cuma seru, tapi juga ngasih kita pelajaran berharga tentang pentingnya menjaga lingkungan. Gua yakin, film ini bakal tetap jadi favorit banyak orang, termasuk gua, untuk waktu yang lama. Jadi kalau kalian belum pernah nonton, atau mungkin udah lama gak nonton, gua saranin kalian buat cek lagi. Siapa tau kalian juga bakal ngerasa nostalgia kayak gua. Dan ini nih, ada rekomendasi lain: Review Film Rebel Ridge (2024) - Kisah Penyangkalan Polisi Yang Korupsi

About the author

Rohk's
Suka baca, nonton, dan kepo banyak hal.

Posting Komentar